Selasa, 11 September 2012

PATUNG PRADNYAPARAMITHA

   Dari sekian banyak patung-patung indah warisan kompleks candi Singosari hanya patung Agastya dan juga sepasang patung raksasa Dwarapala, 200 m sebelah barat candi, yang masih berada di asli lokasi. Sementara yang lain telah berpindah dan tersimpan dibeberapa tempat seperti di museum Nasional Jakarta (Patung Kendedes), Trowulan (Camundi) dan museum Leiden Belanda (Durga, Ganesha, Bhairawa). Yang lainnya hilang entah kemana.


         Menurut kebanyakan orang, patung yang diduga berasal dari candi Singosari, pernah disimpan lama di negeri Belanda, dan sekarang menjadi salah satu koleksi berharga museum Nasional Jakarta, adalah patung Kendedes, sang permaisuri agung dan ibu suri dinasti Singosari dan Majapahit yang cantik jelita bak bidadari. Hal ini sesuai dengan cerita tutur, kitab kuno Pararaton, serta prasasti Mula Malurung





  Patung yang sesungguhnya merupakan perwujudan dewi Kebijaksanaan dan Ilmu Pengetahuan versi agama Budha ini disebut Pradnyaparamitha. Patung ini adalah yang terhalus dan terindah yang pernah ditemukan dalam dunia arkeologi Indonesia. Tingginya sekitar 1,26 m dan terbuat dari batu gunung atau andesit. Beliau duduk diatas bunga teratai dan kedua tanggannya membentuk sikap dharmacakramudra atau memutar roda dunia. Terdapat hiasan tangkai teratai melingkar ditangan kiri dan bunganya sebagai alas sebuah kitab. Dia bersandar pada sebuah kursi kencana indah dan beralaskan teratai.
            Tubuhnya dipenuhi perhiasan mengagumkan mulai dari gelang kaki, bagian perut, tangan, dada, leher, kuping, badan hingga ke mahkotanya. Sedangkan tubuh bagian bawahnya ditutupi oleh kain sebangsa batik. Seandainya merupakan sebuah lukisan atau potret berwarna, tentulah patung ini akan menampilkan keagungan luar biasa dari sang putri. Mungkin juga patung ini adalah gambaran dari potret seorang putri raja karena memiliki hiasan yang begitu banyak dan indah.
            Posisi tangannya melambangkan sikap dharmacakramudra atau memutar roda dunia atau lebih jelasnya merupakan kunci dari penguasaan sebab dan akibat.  Sikap ini hanya dimiliki oleh kaum Budda dan juga seperti ditunjukkan pada patung-patung Budha yang ada di candi Borobudur. Sementara sebelah kirinya terdapat sebuah batang bunga teratai yang menjulur melingkar tangan kirinya. Pada ujung bunga teratai terdapat sebuah kitab yang disebut Pradnyaparamita-sutra atau kitab Kebijaksanaan Utama.
           Sang pencipta patung ini sungguh telah begitu sempurna berhasil menggambarkan perpaduan antara kedamaian dan keteduhan ekspresi raut wajah serta keutamaan sikap Budhawi dengan gemerlapnya perhiasan diseluruh badan. Bahkan tak ada patung lain di Indonesia yang mampu menghadirkan keyakinan adanya teori patung “potret diri” karena pada patung ini jelas terlihat perpaduan dari sorang dewi yang memiliki wajah manusiawi serta memiliki perhiasan keduniawian seroang ratu. Dan sungguhnya patung ini merupakan satu-satunya patung potret-diri seorang ratu sebelum konsep potret-diri itu mulai muncul diantara para ahli sejarah.
            Namun sayang tempat asli patung ini masih misteri. Karena jelas letak patung ini tidak mungkin dari candi Singosari yang ada sekarang masih berdiri. Ini karena candi Singosari adalah sebuah candi Siwa sementara patung Pradnyaparamita adalah sebuah dewi agama Budha. Jadi jelas bahwa salah satu bangunan agamis tersebut merupakan bagian dari sebuah kompleks besar percandian Singosari seperti ditunjukkan oleh penemuan Engelhard tahun 1827 yang tidak jauh dari candi Singosari. Kompleks tersebut ternyata tidak hanya berhiaskan candi-candi Hindu namun juga Budha seperti ditunjukkan oleh patung Pradnyaparamita. Dan ini tentunya sesuai sekali dengan prinsip raja Kertanegara sebagai seorang pemuja Siwa-Budha dan Tantra.
                Namun demikian belum sepenuhnya benar seandainya patung Pradnyaparamita ini merupakan potret Kendedes. Kakawin Negarakertagama (67 ; 1-2 dan 69 ; 1) menyebutkan bahwa ratu Gayatri didharmakan sebagai Pradnyaparamitha dan candinya disebut Pradnyaparamithapuri. Gayatri adalah salah satu dari 4 putri Kertanegara dan menjadi istri terkasih dari Kertarajasa sang pendiri kerajaan dan dinasti Majapahit. Sementara itu, menurut kitab Pararaton, disebutkan bahwa pendeta Lohgawe yang merupakan penasehat spiritual Ken Arok menyebut Kendedes sebagai Ardhaneswari atau wanita utama dan mengacu pada dewi Parvati yang cantik jelita.


Lihat Kelanjutan Tentang Patung Patung Singosari Disini