Selasa, 11 September 2012

PATUNG GANESHA


Menurut Mitologi India Ganesha digambarkan dengan berbadan manusia dan memiliki kepala binatang gajah. Gadingnya patah dan memiliki 4 buha tangan, 2 didepan dan 2 dibelakang. Mitologi itu jug amenyebutkan bahwa Ganesha mengendarai tikus karena itu ia digelari Vighnesvara yang artinya pengelak marabahaya atau penghalang segala keuskaran. Oleh karena itu setiap kali akan memulai suatu usaha, masyarakat India dulu tidak lupa memuja Vighnesvara agar usahanya kelak bebas dari segala bencana atau kesukaran dan ujung-ujungnya bisa berhasil.
            Seperti patung-patung lain yang ditemukan Engelhard tahun 1827 dari candi Singosari, patung Ganesha ini yang masih tersimpan di museum Leiden Belanda ini dalam keadaan baik dan terawat. Patung yang juga terbuat dari batu gunung, andesit, ini berasal dari bilik sebelah timur candi Singosari.
            Dengan tinggi sekitar 1,3 meter Ganesha nampak indah dan gagah. Sama seperti Ganesha yang lain, dia bertangan 4 masing-masing memegang kapak, gantungan, dan kepala tengkorakyang terbalik. Dia duduk diatas alas berhiaskan 10 kepala tengkorak.
            Ganesha Singosari ini juga merupakan perwujudan dari Kertanegara itu sendiri. Jumlah 10 tengkorak pada batur alasnya merupakan simbol dari keutamaan Kertanegara dalam pemahaman 10 laku utama agama Budha atau disebut Paramita, yakni  dhana (derma), sila (tata susila), ksanti (sabar), virya (perwira), dyana (samadi), prajna (kebijaksanaan), upaya kausalya (upaya sarana), pradinata (teguh), bala (kekuasaan), dan jnyana (pengetahuan). Seperti diketahui dari berbagai sumber bahwa Kertanegara terkenal sebagai raja yang sangat paham tentang prinsip-prinsip keagamaan.
            Yang tidak lazim dari Ganesha ini adalah posisi duduknya yakni jigang atau sikap 2 kaki membentuk sudut siku-siku.. Hal ini melukiskan Kertenegara adalah orang yang memegang teguh norma-norma tata susila. Kepalanya memiliki mahkota bersusun tiga dan dibagain paling atas berbentuk stupa yang merupakan symbol penghormatan Kertenegara terhadap agama Budha yang dianutnya selain Siwa.
            Tangan berjumlah empat buah. Kanan depan memegang batok yang digambarkan berisi perhiasan melimpah ruah, dan tangan kiri depannya memegang batok yang berisi darah yang dihisap melalui belalainya. Simbolis ini adalah bahwa kerjaan Singosari mengalami kemakmuran melimpah ruah sementara dia sendiri adalah orang yang terus menerus belajar tentang keutamaan dalam agama. Sementara  tangan kanan belakang mmegang kunci pintu gerbang dan tagan kiri belakang memegang kapak. Ini merupakan perlambang Kertanegara yang teguh menjaga kedaulatan kerajaan besar Singosari dan menghancurkan musuh-musuh nya. Semua ini sesuai sekali dengan apa yang digambarkan oleh Prapanca dalam kakawin Negarkertagama
Diantara para raja yang lampau tidak ada yang setara beliau
Faham akan nam guna, sastra, tatwopadesa, pengetahuan agama
Adil, teguh dalam Jinabrata dan tawakal kepada laku utama
Itulah sebabnya beliau turun temurun menjadi raja pelindung (pupuh 43 : 4)
            Dengan prinsip upacara cradha atau upacara yang berlangsung setiap tahun hingga berakhir pada tahun ke-12, maka logis bila candi Singosari didirikan setelah wafatnya Kertanegara atau tepatnya pada waktu periode Majapahit. Jadi bukan pada periode Singosari. Hal ini juga dibuktikan pada patung Ganesha ini dan terletak dibagian sandarannya. Disebelah kiri dan kanan mahkota Ganseha terdapat hiasan bulat dan dilapisi lingkaran lancip dibagian luarnya. Dalam dunia arkeologi pola seperti ini disebut matahari terbit atau wilwatikta. Hiasan ini dipakai sebagai simbol resmi kerajaan Majapahit dan juga sering sebagai produk periode Majapahit.
            Para ahli sejarah seperti Prof. Dr. Woyowasito,  R. Soekmono, Drs. Pitono H., berpendapat bahwa Ganesha adalah dewa symbol kebijaksanaan atau lambang ilmu pengetahuan. Bahkan WR Situterheim mengatakan sebagai dewa kebahagiaan. Oleh karena itu wajar bila ITB Bandung menggunakan Ganesha sebagai symbol perguruan tingginya. Hal ini terkait dengan sikap belalai Ganesha yang menghisap isi batok sebagai symbol terus-menerus menghisap ilmu pengetahuan tanpa henti. Baca Selanjutnya